Unordered List

6/recent/ticker-posts

Keberanian Untuk Berubah

 

                                        


Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia menjadi sangat bingung, sebab ada yang mengatakan: "Yohanes sudah bangkit dari antara orang mati," ada pula yang mengatakan: "Elia sudah muncul," dan ada pula yang mengatakan: "Seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit." Lukas 9:7-8


Herodes, sang tetrarki, juga dikenal sebagai Herodes Antipas, memerintah orang Yahudi di Galilea selama kurang lebih empat puluh dua tahun. Ia memulai pemerintahannya pada tahun 2 SM dan terus memerintah hingga ia diasingkan oleh Kaisar Romawi pada tahun 37 M. Selama masa pemerintahannya, ia menghabiskan banyak waktu di Tiberias, salah satu kota utama di tepi barat Laut Galilea. Sebagian besar pelayanan Yesus berlangsung di wilayah kekuasaan Herodes, yaitu seluruh Galilea, sehingga Herodes sangat mengetahui banyak kisah tentang Yesus.


Injil hari ini diakhiri dengan mengatakan bahwa Herodes terus berusaha menemui Yesus. Tentu saja, Herodes, seperti siapa pun yang tinggal di wilayah itu, bisa saja pergi ke tempat Yesus berkhotbah agar dapat mendengarkan-Nya kapan saja. Namun, ia tidak melakukannya. Sebaliknya, ia terus menerima laporan tentang Yesus dan tetap ingin tahu tentang-Nya, mencoba mencari cara untuk memahami siapa Yesus sebenarnya.


Bayangkan apa yang akan terjadi seandainya Herodes pergi ke tempat Yesus berkhotbah untuk mendengarkan-Nya dengan hati terbuka. Jika ia melakukan itu, dan sungguh-sungguh mendengarkan, Herodes akan menerima salah satu karunia terbesar yang dapat dibayangkan. Ia akan menerima karunia iman dan pertobatan, dan akan memulai perjalanan menuju keselamatan kekal. Namun, Herodes menjalani kehidupan yang tidak bermoral. Ia dikenal sebagai pemimpin yang kejam dan juga pezina yang tidak pernah bertobat. Ia mencintai kekuasaannya dan sangat iri akan hal itu. Herodes kemungkinan besar tahu, setidaknya dalam benaknya, bahwa jika ia mendengarkan Yesus, ia harus berubah. Dan kemungkinan besar ia tidak ingin berubah.


Hal ini memberi kita semua pelajaran yang berharga. Kita masing-masing dapat dengan mudah mengabaikan berbagai komunikasi dan undangan dari Tuhan, karena, jauh di lubuk hati, kita tidak ingin berubah. Tuhan berbicara kepada kita sepanjang hari, setiap hari dalam hidup kita. Dia senantiasa menawarkan pesan-Nya tentang Injil yang utuh. Dan meskipun Anda mungkin terbuka terhadap banyak hal yang Tuhan katakan, kemungkinan besar ada bagian-bagian dari pesan ilahi-Nya yang entah Anda sadari atau tidak sadari tidak dengarkan. Kunci untuk dapat mendengar segala sesuatu yang Tuhan ingin katakan kepada Anda adalah bersedia untuk berubah sepenuhnya dalam segala hal yang Tuhan ingin Anda ubah.


Renungkanlah Herodes hari ini. Pertama, renungkan rasa ingin tahunya tentang Yesus. Ini adalah sifat yang baik, karena jauh lebih baik daripada bersikap acuh tak acuh. Dari sana, pikirkan juga fakta bahwa Herodes tidak pernah pergi kepada Yesus untuk mendengarkan-Nya. Pertemuan pertamanya dengan Yesus terjadi pada malam penangkapan-Nya, ketika ia menginterogasi Tuhan kita dan mengolok-olok-Nya. Saat Anda merenungkan keteguhan Herodes, gunakanlah itu sebagai pemeriksaan hidup Anda sendiri. Jika Anda melihat sedikit saja refleksi dari keteguhan hati, ketakutan akan perubahan, atau hati yang tertutup, berusahalah untuk memperbaikinya dengan berpaling kepada Tuhan kita dan mengatakan kepada-Nya bahwa Anda terbuka terhadap semua yang ingin Dia katakan dan bahwa Anda siap dan bersedia untuk berubah dengan cara apa pun yang Dia minta Anda lakukan. Jangan takut akan perubahan yang Tuhan kita inginkan dari Anda. Merangkul perubahan itu akan membawa Anda di jalan yang cepat dan sempit menuju kekudusan hidup yang sejati.


Tuhanku yang selalu hadir, Engkau memanggilku siang dan malam, mengundangku untuk berubah saat aku mendengarkan Firman-Mu yang kudus. Aku bersyukur atas dorongan kasih karunia yang tak henti-hentinya ini dan berkomitmen untuk tetap terbuka terhadap semua yang Engkau minta dariku. Aku memilih-Mu, Tuhanku. Dan saat aku berpaling kepada-Mu, aku berdoa agar aku memiliki keberanian yang kubutuhkan untuk menanggapi panggilan-Mu dengan sepenuh hati. Yesus, aku percaya kepada-Mu. Amin.

Posting Komentar

0 Komentar