Renungan kita pada hari ini bertema: Harta Terindah. Ketika kita memahami sebuah harta yang terindah, misalnya emas atau berlian, kita dapat langsung membandingkan dengan harta yang nilainya ada di bawah emas atau berlian. Jumlahnya banyak sekali. Jika harta terindah dan termahal itu kita miliki, kemungkinan besar kita tidak menginginkan harta-harta lain yang lebih rendah nilainya.
Emas merupakan simbol keunggulan tertinggi dan pas untuk dikenakan pada kemuliaan Allah. Maksud tema renungan hari ini ialah segala yang lama, yang dibaluti dosa disingkirkan, seperti yang dikatakan Santo Paulus dalam suratnya kepada Timotius, bahwa hidup lamanya sebagai seorang penghojat dan panganiaya, ia tinggalkan secara total. Dengan menerima kasih karunia Tuhan, ia mendapatkan harta terindah bagi dirinya, yaitu Yesus Kristus.
Yesus Kristus adalah emas kemuliaan Tuhan Allah yang masuk ke dalam hidup kita. Seperti Santo Paulus, dengan membuang semua yang lama, tidak satu pun kerugian yang kita alami, justru sebaliknya kita mendapat emas, sebuah harta yang sangat berharga. Yesus terang-terangkan dan terus-menerus mengatakan bahwa jika seseorang yang tidak melepaskan segala sesuatu, termasuk orang-orang yang dikasihnya bahkan dirinya sendiri, ia tidak layak menjadi murid-Nya.
Ketegasan Yesus itu berarti bahwa seorang yang memutuskan untuk mengikuti Dia, ia menjadikan Tuhan sebagai yang terutama dan di atas segala sesuatu. Emas harus tetap sebagai emas dan jangan dinodai atau dicampur dengan yang bukan dari itu. Tuhan harus tetap Tuhan yang satu dan kudus, Ia tidak boleh dinomor duakan atau diganti dengan yang lain. Ketika kita menempatkan Tuhan pada posisi yang sebenarnya, demikian juga posisi kita yang sesungguhnya, kita sebenarnya mengungkapkan ketaatan dan kebenaran iman yang kita miliki.
Dengan demikian, satu jenis dosa yang harus kita hindari di dalam hidup kita ialah menjadi orang-orang yang munafik. Ciri-ciri kemunafikan di dunia ini dapat kita lihat di dalam sikap manusia yang menjadikan dirinya tahu segala sesuatu. Atau seorang yang mempunyai kecenderungan untuk membuat dirinya benar dan pandai dalam segala hal. Padahal pada dasarnya setiap manusia ciptaan Tuhan pasti memiliki kekurangan, meskipun memang ia memiliki juga kelebihan.
Akibat paling nyata dosa kemunafikan ialah orang tersebut tidak memiliki Tuhan sebagai emas dan harta terindah dalam hidupnya. Ia hanya berurusan dengan bermunafik dalam satu hal ke hal yang lain, ingin memenangkan dan memuaskan dirinya dari satu kesempatan ke kesempatan yang lain. Fokusnya ialah hanya dirinya sendiri dan ia tidak punya kesempatan untuk Tuhan. (Pastor Peter Tukan, SDB)

0 Komentar