Unordered List

6/recent/ticker-posts

Mengenal Paguyuban : Kita Bisa Oringbele Perantauan

                                

                                                      Muslimin Paron Reko 


“Kita Bisa Oringbele Perantauan” - - sesungguhnya nama sebuah paguyuban yang menghimpun warga khususnya  warga dari Desa Oringbele, Kec. Witihama, Kab. Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Warga yang terhimpun itu bisa berada di Adonara, Lembata  juga di berbagai  kota di Indonesia bahkan di luar negeri seperti Malaysia.

Pembentukan  paguyuban ini awalnya  dari sebuah WA group yang menghimpun warga Oringbele. Group ini sebenarnya pada awal bertujuan untuk saling menyapa antara satu dengan lainnya khususnya warga dari desa Oringbele. Dengan harapan untuk membina persatuan atau persaudaraan antar  anak-anak rantau di luar pulau Adonara.

Lima (5) orang warga Oringbele tadi masing -masing berada di   Halmahera - Papua (1),  Surabaya  (1) dan 3 orang di Kalimantan. Selanjutnya kelima orang  tadi itu  sepakat untuk  membuat arisan. Sejak saat itu (2021 ) berangsur-angsur  warga Oringbele kemudian  membuat arisan bulanan.

Ketika berada di tanah perantauan tidak lepas dari pengalaman yang dilewati baik suka maupun duka. Setahun setelah paguyuban ini mulai aktif, Gerinus Laga Doni mempunyai anak mengalami sakit dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Hermina Samarinda, Kalimantan. Kondisi ini membuat keluarga ini  harus menyiapkan uang untuk dapat membayar uang perawatan di rumah sakit tersebut.

Melihat situasi yang dialami keluarga ini suatu kelompok lain yang ada di rumah sakit tersebut diam-diam menghimpun dana tanpa sepengetahuan keluarga ini lalu membayar lunas seluruh biaya perawatan anak dari Gerinus Laga Doni. “ Memang seluruh biaya itu akhirnya dibayar oleh orang lain tanpa sepengetahuan Gerinus Laga Doni,’’ cerita Muslimin Paron Reko saat dihubungi melalui telepon selulernya.

Pengalaman ini menjadi titik awal dibentuknya wadah yang bisa mebantu saat sesamnya mengalami kesulitan termasuk biaya rumah sakit. Pembicaraan pembentukan wadah ini mulai dibicarakan dalam kelompok arisan untuk menghimpun dana dan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial bagi, Oringbele desa kelahirannya.

Ketua Umum Kita Bisa Oringbele Perantauan 2025-2026, Muslimin Paron Reko menjelaskan ia diberi kepercayaan  untuk memimpin paguyuban ini. Kepengurusan dibantu Wakil Ketua (Domi Daeng Raya), Sekertaris (Paulus K Siba) dan Bendahara  (Petrus Sili Mado dan Kanis Tokan).

Selain itu kepengurusan ini dibantu kordinator wilayahseperti : Jakarta-Banten –Jawa-Bali, Kalimantan –Makasar, Flotim –Lembata, Papua-Halmahera, Batam  dan Malaysia. Tugas kordinator wilayah menghimpun dan mendata warga Oringbele, menghimpun dana bulanan kemudian menyalurkan dana tadi ke bendahara lalu digunakan untuk keperluan bersama, khususnya kegiatan di Lewotana.

Siprianus Senuken, anggota Kita Bisa Oringbele Perantauan yang menetap di Tangerang Selatan, saat dihubungi belum lama ini mengatakan sejumlah  anggota paguyuban ini tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Teknis pengumpulan dana biasa dilakukan petugas yang sudah diberikan kepercayaan untuk mengumpulkan, biasanya melalui rekening. Kewajiban tiap anggota 50.000/bulan, kemudian dana itu dikirim ke bendahara lalu dikelola bersama untuk anggota.

‘’Jika ada anggota aktif mengalami kedukaan mendapat santunan Rp 3.000.000 sedangkan kakak, adik yang mengalami duka mendapat santunan Rp 1.000.000 sedangkan warga biasa bukan anggota mendapat Rp 500.000,’’ jelas anggota paguyuban ini.

Anggota paguyuban ini, lanjut Senuken jumlahnya belum banyak dibandingkan dengan Malaysia, anggota aktif lebih banyak. “Saya melihat selama ini anggota yang berada di Malaysia cukup antusias dan penuh semangat,’’ cerita Siprianus Senuken.

Sarana komunikasi sangat memudahkan siapapun dalam berkomunitas termasuk menjadi anggota Kita Bisa Oringbele Perantauan. Bagi warga Oringbele yang belum bergabung bisa mendapatkan informasi dan ikut bergabung dalam paguyuban ini.

Diakui sejumlah angggota, kehadiran wadah ini ternyata turut menolong warga yang mengalami kesulitan. Ini adalah bentuk kerja sama , gotong royong saling memberikan bantuan kepada sesama, sebagai bentuk gerakan cinta Lewotana. Kehadiran wadah ini tidak semata mata untuk memberikan bantuan tapi juga pengadaan sarana-sarana yang diperlukan mislanya kursi, lampu, maupun tenda – tenda untuk pesta.

Kelompok ini telah memberikan semangat  yang baik dan poitif  untuk anak Lewotana di mana pun berada. Bagaimana pun berada di tanah perantauan, bukan hanya mengabdi secara fisik tapi keterlibatan melalui donasi  dana  sebagai bentuk cinta terhadap Lewotana. ***

                                                                                                                           Konradus R. Mangu

 

Ket. foto: Muslimin Paron Reko, ketua Kita Bisa Oringbele Perantauan

Posting Komentar

0 Komentar