Bonefasius Jehandut
Tangerang, Gagas Indonesia Satu.com
PARA orangtua diharapkan memberikan pola pendampingan yang baik sehingga putera-puteri mereka yang hidup dalam keluarga selalu beta di rumah bukan sebagai tempat persinggahan. Mencermati remaja puteri yang berinisal MG yang dinyatakan hilang selama enam hari ditengarai 'diculik' sepertinya ada pola asuh yang keliru. Maka orangtua diharapkan memberikan perhatian terhadap anak agar mereka bisa merasa nyaman ketika berada di tengah keluarga.
Guru yang pernah mengajar di Sekolah Harapan Bangsa (SHB) Tangerang, Bonefasius Jehandut menanggapi MG, seorang remaja puteri yang dinyatakan hilang selama enam hari mulai dari 5 November 2025. Bebagai upaya telah dilakukan pihak keluarga untuk bisa memperoleh informasi tentang anak termasuk melaporkan kepada pihak Kepolisian Polres Tangerang Kota. Setelah enam hari menghilang dari rumah, murid kelas II sebuah SMA swasta di Tangerang itu, berhasil ditemukan di kawasan Cikini, jakarta Pusat, Rabtu (12/November 2025).
Siswi SMA di Tangerang itu menurut Bonefasius Jehandut sedang membutuhkan sosok figur ayah yang perlu memberikan perhatian. Kemungkinan dalam keluarga MG tidak mendapatkan suatu kenyamanan dengan figur orangtua terlebih seorang ayah. Seusai dengan pemberitaan media daring, ternyata MG bukan kali itu saja bepergian sama lelaki yang kemungkinan memberikan dia kenayamanan. Dan kemungkinan kenyamanan itu dia dapatkan di luar rumah. Untuk itu, saat ini keluarganya perlu merebut kembali dengan kasih sayang agar anak tidak boleh merasa dekat dengan orang di luar keluarganya. .
''Biasanya kalau perempuan lebih dekat dengan seorang ayah sedangkan seirang anak laki-laki akan lebih dekat dengan ibunya. Maka MG itu perlu perhatian. Kedua orangtua hendaklah menjadi sahabat bagi anak- anak,'' kata Bonifasius yang sudah purna tugas sebagai seorang guru di SHB Tangerang.
Selama ini oleh karena kesibukan kedua orangtuanya, kedua orangtuanya kurang memberikan perhatian kepada MG. Maka mulai sekarang orangtua MG perlu memperbaiki kembali pola asuh sehingga anak merasa lebih nyaman ketika berada di dalam keluarga. Keluarga, menurutnya jangan samapai sebagai tempat persinggahan tapi hendaklah orangtua menjadikan keluarga sebaga tempat untuk mencurahkan kasih sayang kepada anak-anaknya.
Pola asuh yang diterapkan kepada anak bukan soal materi yang diminta anak kemudian dipenuhi tapi perhatian yang tulus, kasih yang hangat termasuk rela mendengarkan surahan hati anak, mana kala anak sedang mengalami krisis kasih dan sayang.
Kejadian MG, ''diculik' kemudian dibawa seorang laki-laki , selanjutnya MG ditemukan dan dibawa kem,bali ke rumah adalah memiliki pesan kuat bahwa anak - remaja sekarang membutuhkan pendampingan yang baik sehingga ia bisa menempatkan diri. Bergaul dengan teman yang baik, menolak hal-hal buruk yang terjadi di sekitarnya. Ini pelajaran berharga bagi para orangtua bahwa perlu memberikan kenyamanan dalam, kehidupan putera dan puterinya. ***
Konradus R. Mangu

0 Komentar