Citraraya, Gagas Indonesia Satu.com
ALLAH telah meletakan dasar iman yang kokoh bagi Abraham. Ia berasal dari keluarga yang memiliki kemampuan lebih khsusunya dalam hal iman. Oleh karena itu sosok Abraham dikenbal dengan sebutan "Bapa Bangsa" yang memiliki iman yang kokoh, teguh kepada Sang Pencipta. Untuk itu hidup beriman sebaiknya meneladani Abraham. Abraham, demikian kata Petrus Alexander Harri Karnadi menjadi panutan atau teladan yang baik dalam hidup beriman.
Demikian dikatakan Harry Karnadi dalam kesempatan Persekutuan Doa Kharismatik Katolik (PDKK) yang berlangsung di ruang St Paulus, Paroki Citraraya Gereja St Odilia, Tangerang, Jumat ( 11 Juli 2025).
Penegasan itu dihadapan 30 an orang peserta PDKK di St Odilia dengan pembawa Firman Petrus Alexander Harry Karnadi seorang Presiden Diretur PT Myron Travel. Saban hari Harry Karandy melayani peziarah yang melakukan perjalanan rohani ke berbagai tempat seperti di Lourdes, Roma, dan tempat suci lainnya.
Di hadapan peserta PDKK Harry mengatakan pada zaman dulu ia tidak begitu paham konsep tentang "Harapan, Iman dan Kasih" namun melalui pengalaman, pembelajaran yang ia ikuti melalui Kursus Kitab Suci ia menjadi sangat paham mengenai konsep iman , harapan dan kasih itu. Tiga kata ini menjadi topik pembahasan dalam kegiatan PDKK hari itu. Dalam kesempatan itu ia memuji para romo khususnya para dosen yang bertugas mengajar selama ia menjadi mahasiswa Kursus di STF Driyarkara Jakarta. Melalui para dosen Kitab Suci yang pintar dan baik itu ia boleh memahami bagaimana memaknai konsep iman, harapan dan kasih itu.
Iman, kata Harry Karnadi sesungguhnya karunia yang diberikan Allah kepada setiap manusia, hanya saja dengan iman itu manusia mengelolahnya untuk menjadikan kehidupan imannya semakin baik dan bermakna. Iman sudah diberikan Allah tinggal manusia menjadikannya itu menciptakan damai sejahtera di atas muka muka bumi. "Iman itu dikelola sehingga semakin baik yang membawa kebaikan bersama,'' kata Harry Karnadi.
Tentang harapan, Harry kembali menceritakan bahwa selama sepuluh tahun ia mengharapkan kehadiran seorang anak. Kenyataan yang dihadapi membuatnya nyaris terjatuh karena ia mengandalkan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Katolik. pengalamanm hidup lain ketika hidupnya terpuruk ia berdoa dan memhon kepada Bapa di surga di depan patung Pieta di Katedral Jakarta. Ia berdoa tanpa lelah, tiada henti namun kadang juga menghadapi cobaan berat, lagi -lagi Tuhan memberikan apa yang dibutuhkan bukan apa yang diminta.
Mengenai kasih seperti dalam ajaran Katolik merupakan perintah paling utama, Harry mengatakan ada juga orang yang bertanya begaimana cara mengasihi Tuhan. Hal ini kadang membuat manusia bingung untuk melakukannya pada hal kepada sesama di sekitar kita itulah kita mencintai Allah sendiri. Wujud kasih itu, memberikan perhatian kepada sesama yang berkekurangan, yang membutuhkan bantuan dan memerlukan perhatioan dari kita semua.
''Suatu ketika seorang datang ke rumahnya tapi orang yang ada d rumahnya mengatakan saya sedang berdoa tidak boleh mengganggu. Setelah selesai berdoa orang-orang di rumah mnenceritakan bahwa ada yang datang memerlukannya. Saat selesai saya berdoa, saya mendapat informasi bahwa keluarga yang datang tadi mau memerlukan pertolongan agar mengantar anaknya ke rumah sakit. Setelah saya menanyakan Bapak yang tadi datang ke rumah ia hendak membtuhkan pertolongan mengantar anak ke rumah sakit. Sayangnya anak yang dibawa tadi diketahuio meninggal dunia,''kisahnya.
Kisah yang diceritakan ini sesungguhnya mengajarkan bahwa mengasihi Tuhan yang sama seperti kita mengasihi sesama yang sungguh membutuhkan bantuan dan pertolongan. Hal ini menjadi refleksi penting sebagai orang Katolik yang telah dibaptis diberikan pengutusan untuk melakukan hal-hal baik termasuk membantu dan menolong orang lain, yang juga sama seperti mengasihi Tuhan Allah.
Hendri, seorang anggota PDKK selesai mengikuti Persekutuan Doa itu mengharapkan pesan yang disampaikan Harry Karnadi semakin memberikan keyakinan bahwa iman sujdah dimiliki tinggal mengelolanya sehingga menjadi damai sejahtera dalam kehidupan manusia.
Konradus R, Mangu
0 Komentar