Medan, Gagas Indonesia Satu.com
Pastor Hilarius Kemit: Acara ini tidak hanya menjadi tempat untuk beribadah bersama, tetapi juga sebagai momen yang mempererat hubungan persaudaraan dalam komunitas.
Pada Minggu, 29 Juni 2025 diperingati sebagai
hari raya St. Petrus dan Paulus. Hari itu merupakan hari yang sangat
penting bagi umat Katolik Stasi St. Paulus Helvetia – Paroki St. Padre Pio
dari Pietrelcina Medan Helvetia. Seperti
tahun-tahun sebelumnya, Stasi ini mengadakan Ekaristi Kudus pelindung stasi.
Tahun 2025 ini dilaksanakan kegiatan perayaan dengan penuh kesederhanaan dan
keakraban.
Pukul 08.00 WIB perayaan pesta pelindung tersebut diawali
dengan perayaan misa syukur yang dibawakan oleh
Pastor Paroki Medan Helvetia, RP. Hilarius Kemit OFMCap.
Acara ini juga menjadi momen untuk mengenang dan meneladani
semangat Santo Paulus dalam mewartakan Injil.
Misa ini sekaligus menjadi puncak dari acara perayaan
yang digelar oleh umat di Stasi Helvetia yang memiliki 16 Lingkungan (sekitar 600 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 2.000 orang). Sebelumnya,
umat Stasi ini telah melaksanakan rangkaian acara berupa Lomba Menghias Altar, Mewarnai,
Jalan Santai, Donor Darah (dimulai pada 25 Mei 2025) dan Paduan
Suara/Koor dipuncak acara.
Perayaan ini
menjadi momen penting bagi umat stasi untuk berkumpul, berdoa bersama, dan
mempererat tali persaudaraan. Perayaan pesta pelindung
stasi ini didasarkan pada peringatan orang kudus yakni Santo Paulus Rasul yang
menjadi pelindung stasi ini. kegiatan ini bertujuan menghormati Santo Paulus sebagai pelindung stasi dan
meneladani semangatnya.
Dua Santo Yang Sangat Berbeda
Pastor Hilarius Kemit mengatakan kita semua mengakui menyatakan diri
sebagai orang Kristen. Untuk mengenal kedua muridNya Yesus, yakni: Petrus dan Paulus yang masing-masing punya
pengenalan dengan latar belakangnya.
Mengapa Petrus dan Paulus ini disandingkan didalam satu hari raya besar
dalam gereja kita? Tanya Pastor Hilarius kepada umat yang hadir. Dua orang yang
sangat berbeda, kata Pastor Hilarius, satu orang yang sungguh dipilih oleh
Yesus sendiri dan dinyatakan oleh Yesus, “Engkaulah Petrus, diatas batu karang
ini akan didirikan gereja”.
Tapi bagi Paulus bertentangan, jemaat yang didirikan Yesus itu justru dianiaya
oleh Paulus. Tetapi, bahwa kuasa Allah melampaui kuasa manusia. Paulus yang
gemar menganiaya dan mengejar orang-orang Kristen, akhirnya dalam waktu singkat
Paulus bertobat dan diubah oleh Yesus menjadi muridnya.
Justru peran Paulus, tambah Pastor Hilarius, dalam pewartaan kabar sukacita
dan kebangkitan Yesus itu melebihi apa yang dilakukan oleh Petrus. Paulus bukan
Rasul pilihan Yesus dari antara 12 Rasul yang sangat bertentangan dengan para
murid yang lain. Tetapi, Paulus pun dimasukkan dalam bagian para Rasul karena
perannya dalam pewartaan Kristus sendiri.
Dalam beberapa kali Sinode di Yerusalem, lanjut Pastor Hilarius, yang
diambil dalam kitab Para Rasul, dimana perdebatan Petrus dan Paulus. Tetapi,
Paulus tetap menghargai Petrus sebagai murid yang dikasihi Tuhan dan di atas
batu padas ini didirikan gerejaku.
Ada perbedaan pendapat diantara Petrus dan Paulus, tetapi yang menjadi
kemudian dua pribadi yang punya karakter yang berbeda tetapi disatukan oleh
cinta terhadap Yesus, Mesias Putera Allah yang hidup. Ini yang dipermasalahkan
oleh mereka yang membebaskan dari sekat-sekat apapun.
Pada bagian inti homilinya, Pastor Hilarius menyampaikan Dua hal yang
menjadi permenungan pada pesta hari raya Petrus dan Paulus dan hari raya
pelindung Stasi St. Paulus Helvetia.
Pertama, kita mohonkan rahmat Tuhan agar
pengenalan kita siapa Yesus yang kita imani, ikuti dan Sang Guru kita. Bukan
berarti kepada kepentingan sesaat atau pribadi. Mari kita sampai kepada pribadi
Yesus yang sejati.
Kedua, bagaimana Petrus dan Paulus
dalam perjalanan pelayanan gereja bersama umat Allah. Mereka bersama-sama dalam
sukacita dan menderita itu sebagai ambil bagian dalam pekerjaan Yesus sendiri.
Paulus telah menyatakan diri telah memenangkan pertandingan.
“Paulus bertanya kepada kita yang menjadikan dan memilih Dia sebagai pelindung
Stasi ini. Apakah umat Stasi ini sudah memenangkan pertandingan di dunia ini?
Mari bersama-sama pada penziarahan ini dalam kerendahan hati, belajar kembali
menjadi murid dipercaya dan yang memberi kesaksian terutama pribadi Sang Guru,
Dia Mesias Putera Allah yang hidup,” ucap Pastor Hilarius.
Pesta Pelindung Menyatukan Umat
Ketua Panitia, Krisna Naibaho, menyampaikan rasa terima
kasih kepada Pastor Paroki yang telah mendukung kegiatan pesta pelindung ini
dari awal hingga puncak acara. Juga disampaikan rasa terima kasih kepada
seluruh pengurus DPSH, DPL dan Donatur atas partisipasinya dalam acara ini.
Dimana sejak pembukaan 25 Mei hingga tanggal 29 Juni 2025
(puncak acara), panitia penyelenggara berbagai acara perlombaan berjalan dengan
aman, tertib dan damai. “Seluruh acara, apa pun bentuknya dimaksudkan untuk
menyatukan umat dan mengungkapkan syukur kepada Tuhan, termasuk melalui usaha
dan kerja keras panitia selama ini. Semua dilakukan dengan gembira dan penuh
persaudaraan,” kata Krisna.
Ketua Dewan Pastoral Stasi Harian (DPSH), Delphinus
Rumahorbo berharap penuh dengan sukacita sembari meneladani apa yang telah
diperbuat oleh pelindung gereja Stasi Helvetia, Santo Paulus. Kedepannya untuk
kegiatan-kegiatan yang positif dapat dikembangkan dan ditingkatkan di Stasi
ini.
“Kegiatan ini bertujuan menghormati Santo Paulus sebagai pelindung stasi dan meneladani semangatnya. Serta bermakna sebagai momen refleksi dan syukur atas iman, serta mempererat persaudaraan antarumat di Stasi ini,” ujar Delphinus. Selanjutnya Ketua DPSH membuka secara resmi perlombaan koor yang diikuti 8 kontingen. (Parulian Tinambunan)
0 Komentar