Unordered List

6/recent/ticker-posts

Mengenal Koperasi Mediatrix Mandiri

 Beberapa waktu lalu, saya mampir di koperasi Mediatrix Mandiri untuk pengajuan peminjaman. Dalam waktu yang singkat, saya ngobrol bersama dengan Bapak Amandus selaku ketua koperasi Mediatrix Mandiri. Obrolan kami sekitar keanggotaan dan beberapa tantangan yang tengah dihadapi oleh pihak pengurus koperasi Mediatrix Mandiri. Memang mengelola sebuah koperasi butuh proses dan tentunya semangat anggota, tidak hanya mengajukan peminjaman tetapi juga memiliki “gairah mengangsur.”  Gairah mengangsur ini merupakan cara sederhana, tidak sekedar melunaskan utang tetapi lebih dari itu ada upaya untuk menghidupi anggota lain.

Spirit sederhana dalam menghidupkan koperasi simpan-pinjam, yakni spirit menabung, meminjam dan mengangsur. Seorang anggota punya kewajiban untuk menabung dan besaran saham yang ditabung menjadi sebuah aset yang akan dipinjam sendiri. Cara sederhana ini memperlihatkan filosofi nilai, dan rasa memiliki dalam hidup berkoperasi. Ketika masing-masing orang mengedepankan semangat menabung ini maka dengan demikian, bisa dipastikan bahwa anggota yang bersangkutan turut membesarkan aset koperasi. Aset koperasi yang merupakan kumpulan uang dari anggota, memungkinkan setiap orang merasa memiliki. Rasa memiliki terbangun dalam diri setiap anggota, berarti berusaha memproteksi keberlanjutan jalannya sebuah koperasi.  

Sebuah koperasi simpan-pinjam akan mandeg bila sirkulasi tidak berjalan secara baik. Gairah menabung harus dibarengi dengan gairah meminjam dan semangat untuk mengangsur. Bila arah sirkulasi ini berjalan secara pincang maka kemungkinan besar  mengalami ketersendatan. Tantangan terbesar yang sedang dialami oleh semua koperasi adalah menurunnya gairah untuk mengangsur setelah meminjam di koperasi.

Jika dilihat dari beberapa koperasi yang memberlakukan sistem peminjaman, lebih memilih sistem yang mengedepankan minim risiko. Salah satu hal yang sedang dilaksanakan adalah meminjam uang di koperasi sesuai sahamnya. Cara sederhana ini diberlakukan untuk mempertahankan keberlanjutan koperasi dan sekaligus  menekan resiko. Bagi mereka yang meminjam di atas tabungan saham maka diperlukan juga agunan berupa surat-surat berharga. Namun seberapa jauh pengaruh surat berharga yang diagunkan itu memberikan efek bagi si peminjam untuk menyicil?  Pertanyaan ini menggugah kesadaran setiap anggota untuk menjaga aset dengan menabung, meminjam dan mengangsur secara bertanggung jawab.***(Valery Kopong)

 

Penulis bersama Bapak Amandus

Posting Komentar

0 Komentar